Dorong Peningkatan Kualitas Pembelajaran, LPM UIN Salatiga Lakukan Benchmarking Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) ke IAIN Manado

Manado, 8 Oktober 2025 — Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Salatiga yang dipimpin oleh Prof. Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. melaksanakan kegiatan benchmarking ke Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado, Rabu (8/10/2025). Kegiatan ini bertujuan untuk mempelajari lebih dalam tentang implementasi Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) yang telah diterapkan di IAIN Manado. Kunjungan ini menjadi sarana penting bagi kedua lembaga untuk berbagi pengalaman dan strategi dalam pengelolaan RPL, khususnya pada aspek akademik, keuangan, peluang, serta tantangan dalam penerapannya di lingkungan perguruan tinggi keagamaan Islam negeri.

Acara benchmarking diawali dengan sambutan hangat dari Wakil Rektor IAIN Manado, Prof. Dr. Edi Gunawan, M.H.I., yang menyampaikan apresiasinya atas kehadiran rombongan dari UIN Salatiga. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya kolaborasi antar perguruan tinggi dalam membangun sistem pendidikan yang adaptif terhadap kebutuhan masyarakat.

Sambutan berikutnya disampaikan oleh Wakil Rektor UIN Salatiga Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan, Prof. Saerozi, M.Ag., yang menyampaikan harapan agar kegiatan ini dapat memperkuat sinergi kedua institusi dalam peningkatan mutu dan tata kelola perguruan tinggi, salah satunya melalui program RPL khususnya di bidang anggaran pengelolaannya.

Sesi utama kegiatan diisi dengan paparan dari Ketua LPM IAIN Manado, Dr. Mutmainah, M.Pd., yang menjelaskan secara rinci mengenai teknis pelaksanaan RPL di IAIN Manado, mulai dari kebijakan, mekanisme penerimaan mahasiswa baru, pelaksanaan, hingga pengelolaan sumber daya dan pendanaan program tersebut.

Rombongan UIN Salatiga yang turut hadir dalam kegiatan ini terdiri atas Sekretaris LPM, Dr. Nafis Irkhami, M.Ag., M.A., serta beberapa Kepala Pusat, yakni Dr. Erna Risfaula Kusumawati, M.Si., Ibdaul Latifah, M.Pd., Dewi Wulandari, M.Sn., dan Agung Guritno, S.S., M.Pd.

Melalui kegiatan benchmarking ini, LPM UIN Salatiga berharap dapat memperoleh best practice dalam penyusunan kebijakan dan pelaksanaan program Rekognisi Pembelajaran Lampau yang sesuai dengan konteks dan kebutuhan UIN Salatiga.

“Kami ingin memastikan bahwa implementasi RPL di UIN Salatiga nantinya tidak hanya memenuhi regulasi, tetapi juga memberikan manfaat baik bagi mahasiswa maupun lembaga,” ujar Prof. Dr. Budiyono Saputro, M.Pd., Ketua LPM UIN Salatiga. Kegiatan diakhiri dengan sesi diskusi interaktif dan penyerahan cendera mata antara kedua lembaga sebagai simbol komitmen dalam memperkuat kerja sama dan peningkatan mutu pendidikan tinggi Islam di Indonesia.

LPM UIN Salatiga Lakukan Benchmarking ke Universitas Sam Ratulangi Bahas Implementasi RPL dan Pengelolaan Anggarannya

Sulawesi Utara, 7 Oktober 2025 — Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Salatiga yang diketuai oleh Prof. Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. melaksanakan kegiatan benchmarking ke Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT), Sulawesi Utara, pada Selasa, 7 Oktober 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman dan pembelajaran mengenai implementasi Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) yang telah diterapkan dengan baik di Universitas Sam Ratulangi, sekaligus mempelajari mekanisme pengelolaan anggaran yang mendukung keberhasilan program tersebut.

Kunjungan benchmarking disambut hangat oleh jajaran pimpinan Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT). Acara dibuka dengan sambutan dari Wakil Rektor Universitas Sam Ratulangi, Ir. Arthur Gehart Pinaria, M.P., Ph.D., yang menyampaikan apresiasi atas inisiatif UIN Salatiga dalam menjalin kerja sama dan berbagi praktik baik dalam pengelolaan mutu pendidikan tinggi. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya kolaborasi antarperguruan tinggi untuk memperkuat ekosistem pendidikan nasional, terutama dalam penerapan kebijakan RPL yang mendukung pembelajaran sepanjang hayat.

Selanjutnya, Wakil Rektor UIN Salatiga Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan, Prof. Saerozi, M.Ag., turut memberikan sambutan mewakili UIN Salatiga. Dalam arahannya, beliau menyampaikan bahwa kegiatan benchmarking ini menjadi langkah strategis bagi UIN Salatiga untuk mengembangkan sistem penjaminan mutu internal dan mempersiapkan implementasi RPL yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan kampus. Selain ketua LPM dan Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan, dalam kegiatan Benchmarking tersebut yang hadir dari UIN Salatiga adalah  Sekretaris LPM, Dr. Nafis Irkhami, M.Ag., M.A., serta para Kepala Pusat, yaitu: Dr. Erna Risfaula Kusumawati, M.Si., Ibdaul Latifah, M.Pd., Dewi Wulandari, M.Sn., dan Agung Guritno, S.S., M.Pd. Dalam sesi diskusi dan sharing session, tim LPM UIN Salatiga bersama pihak UNSRAT membahas berbagai aspek teknis pelaksanaan RPL, mulai dari strategi pelaksanaan RPL, mekanisme asesmen portofolio mahasiswa, hingga sistem penjaminan mutu RPL.
Salah satu fokus utama dalam kegiatan ini adalah pengelolaan anggaran dan pembiayaan program RPL, mencakup perencanaan kebutuhan sumber daya, alokasi dana, serta strategi efisiensi dalam mendukung keberlanjutan program. UNSRAT berbagi pengalaman dalam menyesuaikan dukungan anggaran RPL dengan kebijakan universitas dan regulasi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, sehingga pelaksanaan RPL dapat berjalan efektif dan akuntabel.

UIN Salatiga Selenggarakan Refreshement Pelaporan LKD dan Kewajiban Khusus Dosen Berbasis Aplikasi

Salatiga (24/10/2025) – Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga menyelenggarakan kegiatan Refreshement Pelaporan LKD dan Kewajiban Khusus Dosen Berbasis Aplikasi pada Jumat (24/10/2025). Kegiatan yang dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom ini diikuti oleh seluruh dosen UIN Salatiga.

Acara diawali dengan sambutan dari Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Salatiga, Prof. Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. Dalam sambutannya, Prof. Budiyono menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat penting bagi para dosen dalam memahami tata cara pelaporan LKD dan kewajiban khusus secara digital. “Pelaporan LKD bukan sekadar kewajiban administratif, melainkan bagian integral dari pengembangan profesionalisme dosen. Kegiatan ini juga berkaitan langsung dengan sertifikasi, kenaikan pangkat, serta kelancaran administrasi akademik,” ujarnya.

Setelah itu, sambutan sekaligus pembukaan acara disampaikan oleh Wakil Rektor I UIN Salatiga, Prof. Dr. Miftahuddin, M.Ag. Dalam arahannya, Prof. Miftahuddin memberikan apresiasi kepada LPM atas inisiatif penyelenggaraan kegiatan ini serta menegaskan pentingnya kesiapan dosen dalam melakukan pelaporan berbasis aplikasi. “Pelaporan LKD melalui sistem digital merupakan wujud komitmen kita dalam mewujudkan tata kelola akademik yang tertib, transparan, dan efisien. Pemahaman yang baik terhadap sistem ini akan sangat membantu dosen dalam melaksanakan kewajiban tridarma secara profesional,” tutur Prof. Miftahuddin.

Sebagai narasumber utama, Dr. Mutmainah, M.Pd., Ketua LPM IAIN Manado, memaparkan materi secara komprehensif mengenai pelaporan LKD melalui aplikasi SISTER. Dalam paparannya, beliau menjelaskan mulai dari dasar hukum penggunaan sistem hingga panduan teknis pengisian data. “Pelaporan LKD bukan hanya soal mengunggah data, tetapi memastikan bahwa setiap kegiatan tridarma tercatat dengan benar, lengkap, dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara akademik maupun administratif,” jelas Dr. Mutmainah.

Kegiatan berlangsung secara interaktif dengan sesi tanya jawab yang aktif antara peserta dan narasumber. Para dosen menyambut positif kegiatan ini karena memberikan penjelasan rinci dan solusi praktis terhadap kendala yang sering dihadapi dalam pelaporan LKD.

Melalui kegiatan Refreshement Pelaporan LKD dan Kewajiban Khusus Dosen Berbasis Aplikasi ini, UIN Salatiga menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan kualitas tata kelola akademik, memperkuat budaya mutu, serta mendukung profesionalisme dosen menuju universitas yang unggul dan berdaya saing global

UIN Salatiga Gelar Workshop Penyusunan Instrumen Menuju Reputasi Institusi dalam World University Ranking (WUR)

Salatiga, 21 Oktober 2025 – Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat reputasi dan kualitas kelembagaan di tingkat global. Sebagai langkah strategis, UIN Salatiga menggelar Workshop Penyusunan Instrumen Menuju Reputasi Institusi dalam World University Ranking (WUR) pada Selasa, 21 Oktober 2025, bertempat di Gedung Hasyim Asy’ari, Kampus 3 UIN Salatiga.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari UIN Sunan Gunungjati Bandung, yakni Dr. Elis Ratna Wulan, S.Si., M.T., yang berpengalaman dalam pengelolaan data, penyusunan instrumen, serta strategi pemeringkatan universitas di tingkat dunia. Acara dihadiri oleh jajaran pimpinan universitas, para dosen, dan tim dari Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Salatiga.

Workshop dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor I UIN Salatiga, Prof. Dr. Miftahuddin, M.Ag. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap kegiatan ini.

“Kami menyambut baik kegiatan ini sebagai langkah strategis agar UIN Salatiga dapat menjadi bagian dari World University Ranking. Ini adalah momentum penting untuk memperkuat reputasi dan daya saing universitas di tingkat global,” ungkap Prof. Miftahuddin.

Lebih lanjut, Prof. Miftahuddin menegaskan bahwa keterlibatan UIN Salatiga dalam pemeringkatan internasional bukan sekadar untuk mengejar posisi peringkat, tetapi juga untuk memastikan seluruh aspek Tri Dharma Perguruan Tinggi berjalan sesuai standar mutu global. Menurutnya, reputasi akademik yang kuat akan memperluas jejaring kolaborasi riset dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas institusi.

Sementara itu, Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Salatiga, Prof. Dr. Budiyono Saputro, M.Pd., mengungkapkan bahwa LPM telah membentuk tim task force khusus yang akan berfokus pada penyusunan dan penyempurnaan instrumen menuju WUR. Tim ini diharapkan dapat bekerja secara optimal dengan dukungan seluruh unit kerja di lingkungan universitas.

“Setelah mendapatkan pencerahan pada pagi hari ini, kami berharap kinerja tim dapat lebih optimal. Manfaat dari WUR ini sangat besar, karena membuka peluang kerja sama internasional dalam bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi—pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat,” jelas Prof. Budiyono.

Dalam sesi pemaparan materi, Dr. Elis Ratna Wulan, S.Si., M.T. memberikan penjelasan mendalam mengenai pengenalan Times Higher Education (THE) World University Ranking, termasuk kriteria lima pilar utama dan 18 indikator kinerja yang menjadi dasar penilaian universitas di tingkat global. Beliau juga menjelaskan secara teknis proses submisi data, mulai dari cara mendaftar, pengisian data, hingga proses submit ke sistem pemeringkatan internasional.

Selain itu, Dr. Elis turut membagikan Best Practice UIN Sunan Gunung Djati Bandung, mencakup strategi dan pencapaian yang telah berhasil membawa universitas tersebut menembus pemeringkatan global. Melalui pemaparan tersebut, peserta workshop memperoleh gambaran nyata tentang langkah-langkah strategis yang dapat diterapkan di UIN Salatiga untuk memperkuat reputasi institusional dan kualitas akademik.

“Pemeringkatan bukan hanya tentang angka, tetapi tentang bagaimana universitas membangun konsistensi, inovasi, dan keberlanjutan mutu akademik yang berdampak luas. Setiap data, publikasi, dan kegiatan kolaboratif memiliki kontribusi besar dalam membentuk citra institusi di tingkat global,” terang Dr. Elis.

Peserta workshop tampak antusias mengikuti sesi tanya jawab dan diskusi interaktif yang membahas berbagai tantangan dalam proses pengumpulan data, strategi penguatan publikasi ilmiah internasional, hingga pentingnya kolaborasi riset lintas lembaga.

Kegiatan ini diharapkan menjadi momentum penting bagi UIN Salatiga dalam memperkuat tata kelola mutu, meningkatkan visibilitas akademik, serta menyiapkan langkah konkret menuju universitas berdaya saing global.

“Workshop ini bukan sekadar wacana, tetapi komitmen bersama seluruh sivitas akademika untuk menyiapkan UIN Salatiga menuju universitas yang unggul, bereputasi, dan diakui secara internasional,” tutup Prof. Budiyono.

UIN Salatiga Gelar Workshop Penyusunan Dokumen SPMI Berdasarkan Permendiktisaintek No. 39 Tahun 2025

Salatiga, 4 Oktober 2025 — Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Salatiga mengadakan Workshop Penyusunan Dokumen Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Berdasarkan Permendiktisaintek No. 39 Tahun 2025, Sabtu . Acara ini menghadirkan pakar mutu pendidikan tinggi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. L. Hartanto Nugroho, M.Agr., sebagai narasumber utama.

Workshop yang berlangsung sehari penuh ini diikuti oleh jajaran pimpinan fakultas, ketua program studi, dosen, hingga tenaga kependidikan yang memiliki peran dalam pengelolaan dan penjaminan mutu di lingkungan UIN Salatiga.

Sambutan Ketua LPM: Momentum Meng-update Regulasi Mutu

Acara dibuka secara resmi oleh Ketua LPM, Prof. Dr. Budiyono Saputro, M.Pd., yang dalam sambutannya menyampaikan pentingnya kegiatan ini sebagai bentuk adaptasi institusi terhadap regulasi terbaru di bidang penjaminan mutu pendidikan tinggi.

“Acara ini sangat baik untuk meng-update peraturan terbaru tentang SPMI berdasarkan Permendiktisaintek No. 39 Tahun 2025. Dengan adanya workshop ini, diharapkan seluruh unit di lingkungan UIN Salatiga dapat menyusun dan menyesuaikan dokumen mutu sesuai standar nasional, sekaligus siap menghadapi tantangan akreditasi dan kebutuhan global,” ujar Prof. Budiyono.

Beliau juga menekankan bahwa SPMI merupakan instrumen penting yang tidak hanya sekadar memenuhi regulasi, tetapi juga berfungsi sebagai pedoman dalam menjaga dan meningkatkan kualitas tridharma perguruan tinggi.

Materi Narasumber: Penekanan pada Implementasi dan Relevansi Global

Dalam paparannya, Prof. Dr. L. Hartanto Nugroho, M.Agr. menjelaskan poin-poin krusial yang termuat dalam Permendiktisaintek No. 39 Tahun 2025. Beberapa aspek penting yang disampaikan di antaranya:

  • Penyusunan dokumen SPMI yang lebih terstruktur dan adaptif.
  • Integrasi siklus PPEPP (Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, dan Peningkatan).
  • Penyesuaian standar pendidikan tinggi agar selaras dengan kebutuhan industri, masyarakat, dan tantangan global.
  • Pentingnya sinergi antara fakultas, program studi, dan unit kerja agar dokumen mutu tidak hanya bersifat administratif, tetapi benar-benar diimplementasikan dalam proses akademik.

“SPMI harus dipahami bukan hanya sebagai dokumen formal, melainkan sebagai living document yang terus diperbarui dan dipraktikkan. Perguruan tinggi perlu membangun budaya mutu yang mengakar, sehingga standar akademik dan tata kelola dapat terus berkembang,” jelas Prof. Hartanto.

Antusiasme Peserta dan Diskusi Interaktif

Sesi workshop berjalan interaktif. Para peserta aktif berdiskusi mengenai praktik penyusunan dokumen SPMI, tantangan yang dihadapi di tingkat program studi, serta strategi implementasi yang efektif. Beberapa peserta juga menanyakan hal-hal teknis mengenai perubahan regulasi terbaru dibandingkan aturan sebelumnya.

Melalui diskusi ini, diharapkan terjadi kesepahaman dan penguatan kapasitas internal, sehingga setiap unit di UIN Salatiga mampu menyusun dokumen mutu sesuai standar, sekaligus menginternalisasikan nilai mutu dalam kegiatan akademik sehari-hari.

Harapan ke Depan: Mutu sebagai Komitmen Bersama

Dengan terselenggaranya workshop ini, LPM UIN Salatiga berharap adanya peningkatan pemahaman seluruh sivitas akademika terhadap regulasi terbaru terkait SPMI. Kegiatan ini juga menjadi langkah strategis untuk memastikan UIN Salatiga senantiasa berorientasi pada peningkatan mutu berkelanjutan. Acara ditutup dengan penegasan bahwa keberhasilan implementasi SPMI bukan hanya tanggung jawab LPM, melainkan komitmen seluruh elemen kampus. Dengan demikian, UIN Salatiga siap mewujudkan tata kelola perguruan tinggi yang berkualitas, berdaya saing, dan sesuai dengan arah kebijakan pendidikan tinggi nasional.

Pelatihan Auditor AMI 2025: Dari Risk Mapping hingga Penguatan Kapasitas Auditor

Jumat, 19 September 2025 — Dalam upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi para auditor internal, Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga menyelenggarakan kegiatan Pelatihan & Refreshment Auditor Audit Mutu Internal (AMI). Acara ini berlangsung secara daring melalui platform Zoom Meeting, dan menjadi bagian penting dari strategi universitas dalam memperkuat sistem penjaminan mutu internal yang handal, adaptif, serta sesuai dengan perkembangan standar mutu pendidikan tinggi.

Pelatihan ini dihadiri oleh para auditor internal dari berbagai unit kerja, fakultas, dan program studi. Tujuannya adalah memberikan penyegaran pengetahuan sekaligus memperbarui pemahaman auditor tentang dinamika regulasi, kebijakan, dan praktik terbaik dalam pelaksanaan AMI. Kegiatan ini juga menjadi momentum penting dalam membangun sinergi antar-auditor agar mampu bekerja lebih profesional, kritis, dan berorientasi pada peningkatan mutu berkelanjutan.

Kegiatan dibuka dengan sambutan oleh Prof. Budiyono Saputro, M.Si., Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Salatiga. Dalam arahannya, beliau menyampaikan apresiasi sekaligus dukungan penuh terhadap penyelenggaraan pelatihan dan refreshment ini.

“Pelatihan seperti ini sangat penting sebagai sarana penyegaran sekaligus peningkatan kapasitas auditor internal. Kita tidak hanya dituntut untuk menjaga mutu, tetapi juga mampu melakukan evaluasi kritis agar setiap unit di lingkungan UIN Salatiga terus berkembang dan berdaya saing. Semoga kegiatan ini dapat memperkuat komitmen kita bersama dalam membangun budaya mutu yang berkelanjutan,” ujar Prof. Budiyono.

Materi Utama: Risk Mapping dan Peran Auditor

Acara menghadirkan dua narasumber yang berpengalaman di bidang manajemen mutu.

Sesi pertama dipandu oleh Ir. Sholichin Agung Darmawan, M.BA., yang membawakan materi refreshment auditor AMI dengan fokus utama pada pemetaan risiko (risk mapping). Beliau menekankan bahwa pemahaman tentang peta risiko merupakan kunci penting dalam melaksanakan audit yang efektif dan efisien. “Auditor tidak hanya berfungsi sebagai pemeriksa dokumen, tetapi juga harus mampu mengidentifikasi potensi risiko yang dapat menghambat pencapaian standar mutu. Hasil identifikasi tersebut nantinya dapat menjadi bahan evaluasi sekaligus dasar untuk perbaikan berkelanjutan,” jelasnya.

Melalui paparan ini, peserta diajak untuk melihat audit bukan sekadar proses administratif, tetapi sebagai upaya strategis dalam menjaga keberlangsungan sistem penjaminan mutu internal.

Sesi kedua disampaikan oleh Dr. Nuryakin, SE., MM., yang memberikan pembekalan komprehensif mengenai peran, tanggung jawab, serta tantangan auditor dalam siklus Audit Mutu Internal. Beliau menekankan pentingnya konsistensi dalam menjalankan setiap tahapan audit, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga tindak lanjut hasil audit. “Melalui kegiatan refreshment ini, kita berharap auditor internal semakin siap menghadapi dinamika perubahan regulasi, standar mutu yang berlaku, serta tuntutan akreditasi yang terus berkembang. Auditor harus adaptif sekaligus menjaga profesionalitas,” ungkapnya.

Partisipasi Aktif Peserta

Kegiatan berlangsung interaktif. Para peserta tidak hanya mendengarkan paparan narasumber, tetapi juga aktif dalam sesi diskusi dan tanya jawab. Pertanyaan yang diajukan mencakup isu-isu teknis maupun strategis, seperti bagaimana cara mengintegrasikan hasil audit dengan rencana pengembangan fakultas, serta bagaimana membangun budaya mutu di tingkat program studi. Tingginya antusiasme ini menunjukkan komitmen kuat para auditor internal dalam mendukung peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan tinggi.

Harapan dan Dampak Kegiatan

Melalui pelatihan dan refreshment ini, diharapkan para auditor AMI dapat:

  1. Meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam pemetaan risiko serta analisis hasil audit.
  2. Menjalankan tugas dengan lebih profesional dan kritis, sehingga hasil audit dapat menjadi rekomendasi strategis bagi pimpinan universitas.
  3. Menjadi agen perubahan yang mendorong budaya mutu berkelanjutan di lingkungan kampus.

Kegiatan ini sekaligus menegaskan komitmen universitas dalam memperkuat sistem penjaminan mutu internal sebagai landasan utama untuk menjaga kualitas akademik, tata kelola, serta layanan pendidikan. Dengan adanya pembekalan yang rutin dan berkesinambungan, auditor diharapkan semakin siap menghadapi tantangan global, mendukung capaian akreditasi, serta membawa institusi menuju reputasi yang lebih unggul.

“Membangun Budaya Mutu: Sosialisasi Audit Mutu Internal UIN Salatiga 2025”

Salatiga – Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga menggelar Sosialisasi Pelaksanaan Audit Mutu Internal (AMI) Tahun 2025 melalui Zoom Meeting pada Selasa, 9 September 2025. Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Rektor I, Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM), Kepala Pusat Audit dan Pengendalian Mutu (APM), para Ketua Program Studi, serta perwakilan lembaga dan unit di lingkungan UIN Salatiga.

Dalam sambutannya, Wakil Rektor I menyampaikan pentingnya pelaksanaan AMI sebagai upaya menjaga, mengawal, dan meningkatkan mutu pendidikan, penelitian, maupun pengabdian masyarakat di UIN Salatiga. “Audit Mutu Internal bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan instrumen penting untuk memastikan standar mutu yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik,” ungkapnya.

Ketua LPM UIN Salatiga menegaskan bahwa sosialisasi ini menjadi langkah awal dalam menyamakan persepsi seluruh unit terkait agenda AMI 2025. Beliau juga menekankan perlunya persiapan dokumen, data pendukung, serta kesiapan tim di setiap prodi maupun unit agar audit berjalan lancar dan sesuai standar.

Sementara itu, Kapus APM menjelaskan secara teknis mengenai jadwal, mekanisme yang akan digunakan dalam proses audit. Para peserta juga diberi kesempatan untuk berdiskusi dan menyampaikan pertanyaan terkait persiapan audit di unit masing-masing.Acara ini juga membuka sesi diskusi interaktif, di mana para peserta dapat menyampaikan pertanyaan dan kendala yang mungkin dihadapi dalam mempersiapkan AMI. Berbagai masukan yang muncul menjadi bahan pertimbangan untuk penyempurnaan mekanisme pelaksanaan audit. Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan seluruh program studi, lembaga, dan unit kerja di lingkungan UIN Salatiga memiliki pemahaman yang sama, serta mampu menyiapkan diri secara optimal. Pelaksanaan AMI 2025 bukan hanya menjadi ajang evaluasi, tetapi juga momentum untuk memperkuat budaya mutu dan menjadikan UIN Salatiga semakin unggul dalam bidang akademik, penelitian, maupun pengabdian kepada masyarakat.

Sinergi Pesantren dan Kampus: Pesantren Al-Irsyad Gandeng LPM UIN Salatiga Tingkatkan Mutu

Salatiga – Tim Penjaminan Mutu Yayasan Pesantren Al-Irsyad melakukan kegiatan benchmarking ke Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Salatiga pada 11 September 2025. Agenda ini bertujuan memperkuat sistem penjaminan mutu pesantren melalui pembelajaran praktik baik yang telah diterapkan di lingkungan perguruan tinggi.

Dalam kegiatan tersebut, tim LPM UIN Salatiga yang dipimpin oleh Prof. Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. menyampaikan pengalaman dan mekanisme penjaminan mutu yang mencakup standar akreditasi, integrasi sistem manajemen mutu berbasis ISO, serta strategi implementasi audit internal. Diskusi berlangsung interaktif dan memberikan wawasan baru bagi Pesantren Al Irsyad dalam mengembangkan tata kelola mutu yang lebih sistematis.

“Pesantren saat ini perlu memiliki sistem penjaminan mutu yang jelas, terdokumentasi, dan bisa diukur. Dengan begitu, kualitas pendidikan pesantren dapat terus terjaga dan meningkat,” ungkap Prof. Dr. Budiyono Saputro, M.Pd., Ketua LPM UIN Salatiga.

Beberapa hal penting yang menjadi catatan hasil benchmarking, antara lain:

  1. Perlunya pelatihan internal bagi calon auditor untuk meningkatkan kapasitas, keterampilan, serta memperoleh sertifikasi agar proses audit berjalan profesional.
  2. Pemahaman regulasi pesantren dan peraturan terkait sangat penting sebagai dasar pijakan dalam penyusunan kebijakan mutu.
  3. Integrasi ISO dengan sistem akreditasi menjadi langkah strategis agar standar mutu pesantren dapat diakui secara nasional maupun internasional.
  4. Penguasaan dokumen audit harus diperkuat, karena dokumen merupakan bukti utama dalam proses penilaian dan audit mutu.

Sementara itu, perwakilan Pesantren Al-Irsyad menegaskan komitmennya untuk menindaklanjuti hasil benchmarking ini. “Kami melihat banyak hal yang bisa diterapkan di pesantren, mulai dari pembekalan auditor internal, penguatan pemahaman regulasi, hingga integrasi ISO dengan akreditasi. Semua itu penting agar pesantren tidak hanya unggul dalam aspek keagamaan, tetapi juga dalam tata kelola mutu,” ujar, perwakilan Pesantren Al-Irsyad.

Kegiatan benchmarking ini diharapkan menjadi pemicu bagi Pesantren Al-Irsyad untuk membangun sistem penjaminan mutu yang terstruktur, berkelanjutan, serta mampu menjawab tantangan kualitas pendidikan pesantren di era modern.

Temu Nasional Lembaga Penjaminan Mutu PTKIN 2025: Digitalisasi Penjaminan Mutu Jadi Sorotan Utama

Salatiga – Kota Salatiga menjadi tuan rumah perhelatan nasional yang bergengsi. Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dari seluruh Indonesia berkumpul dalam Temu Nasional LPM PTKIN 2025 yang berlangsung pada 27–29 Agustus 2025. Tahun ini, tema yang diusung adalah “Digitalisasi Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi: Tantangan, Peluang, dan Strategi Aksi LPM Menuju Transformasi Berkelanjutan.”

Acara yang diketuai oleh Prof. Dr. Budiyono Saputro, M.Pd., menjadi ruang penting bagi LPM PTKIN untuk bertukar pikiran, memperkuat sinergi, sekaligus memperkenalkan inovasi terbaru penjaminan mutu, yakni e-SPMI. “Temu nasional ini bukan sekadar rutinitas, tetapi forum strategis untuk menyatukan langkah dan menghadapi tantangan digitalisasi bersama-sama,” ujarnya.

Kehadiran Peserta dari Sabang hingga Merauke

Peserta hadir dari berbagai PTKIN di seluruh Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. Seluruh pulau besar terwakili, menandakan komitmen bersama membangun standar mutu pendidikan tinggi Islam yang merata.

Sambutan dan Keynote Speech

Dalam sambutan pembuka, Prof. Dr. Miftahuddin, Selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kelembagaan UIN Salatiga. Menyampaikan rasa bangga dan hangatnya sambutan kota tuan rumah. “Selamat datang di Salatiga, kota yang dikenal sebagai salah satu kota paling toleran di Indonesia. Semoga suasana ini menjadi semangat untuk mempererat kebersamaan kita,” ungkapnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Phil. Sahiron, M.A., Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kementerian Agama RI, dalam keynote speech menekankan pentingnya digitalisasi. “Transformasi digital adalah keniscayaan. Ini sejalan dengan Nawa Cita Presiden dan Asta Prosta Menteri Agama. Kalau kita tidak bergerak ke arah digitalisasi, kita akan tertinggal,” tegasnya.

Dukungan juga datang dari Ketua Presidium LPM PTKIN, Prof. Dr. M. Edi Kurnanto, M.Pd., yang menilai temu nasional sebagai momentum penting. “Forum ini harus kita jadikan wadah strategis untuk merumuskan langkah bersama agar mutu pendidikan tinggi Islam semakin kokoh,” katanya.

Rangkaian Materi Mendalam

Rangkaian sesi ilmiah juga menjadi sorotan utama. Prof. Dr. Rer. nat. Imam Buchori, S.T. memberikan sosialisasi kebijakan BAN-PT terkait SAPTO 2.0, serta instrumen IAPT 4.0 dan IAPS 5.0. Ia menegaskan, “Instrumen baru ini menjadi bagian dari upaya peningkatan mutu yang lebih komprehensif, transparan, dan sesuai kebutuhan zaman.”

Pada hari kedua, Prof. Dr. Drs. H. Ahmad Thib Raya, M.A. menyampaikan materi tentang peran LAMGAMA. “LAMGAMA hadir bukan hanya sebagai lembaga akreditasi, tetapi juga sebagai mitra strategis dalam menjaga mutu pendidikan tinggi keagamaan Islam,” jelasnya.

Materi berikutnya dibawakan oleh Dr. Muhammad Azis Hakim, M.H., Kasubdit Ketenagaan Diktis, yang menyoroti strategi pengembangan SDM. “Peningkatan kualitas dosen harus berjalan sistematis, mulai dari studi lanjut, mekanisme kenaikan pangkat, hingga indikator penilaian kinerja. Semua itu bagian dari roadmap besar penguatan SDM PTKIN,” ungkapnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Asnaini, M.A. membacakan AD/ART forum. Ia menekankan, “AD/ART ini bukan sekadar dokumen, tetapi pedoman agar forum berjalan profesional, akuntabel, dan berdaya guna.”

Pemilihan Ketua Forum Baru

Agenda krusial lainnya adalah pemilihan Ketua Forum LPM PTKIN. Hasil musyawarah menetapkan Prof. Dr. Budiyono, M.Pd. sebagai ketua terpilih. Dalam pidatonya, ia menyerukan pentingnya sinergi. “Koordinasi dan kebersamaan antar-PTKIN adalah kunci. Jika kita bersatu, saya yakin PTKIN mampu menjadi institusi unggul yang tidak kalah dengan perguruan tinggi lain di level global,” tuturnya.

Penutupan dengan Harapan Baru

Rangkaian acara ditutup oleh Prof. Dr. Miftahudin, Wakil Rektor I UIN Salatiga. Dalam penutupannya, ia mengungkapkan rasa syukur. “Saya bangga dan senang melihat forum ini. Semoga silaturahmi dan kerja sama yang lahir dari pertemuan ini membawa kebaikan bagi mutu pendidikan tinggi Islam di Indonesia,” katanya penuh harapan.

Menuju Transformasi Berkelanjutan

Dengan mengusung digitalisasi sebagai tema besar, temu nasional 2025 menjadi tonggak penting dalam perjalanan mutu PTKIN. Kolaborasi, inovasi, dan semangat kebersamaan yang lahir dari forum ini diharapkan menjadi modal kuat bagi PTKIN untuk menghadapi tantangan global dan menjaga marwah pendidikan tinggi Islam di Indonesia.

Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UNWAHAS Benchmarking ke LPM UIN Salatiga, Kupas Strategi Implementasi LPM dan ISO 21001 : 2018

Salatiga – Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) Universitas Wahid Hasyim (UNWAHAS) Semarang melaksanakan kunjungan benchmarking ke LPM Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga pada Rabu, 15 Agustus 2025. Kunjungan ini bertujuan untuk memperdalam wawasan dan berbagi pengalaman terkait implementasi ISO 21001:2018 dalam sistem manajemen organisasi pendidikan.

Acara diawali dengan sambutan hangat dari Wakil Rektor I Bidang Akademik UIN Salatiga, Prof. Dr. H. Miftahudin, M.Ag., yang secara resmi membuka kegiatan. Prof. Miftah mengucapkan selamat datang kepada rombongan UNWAHAS dan mengajak seluruh peserta untuk saling belajar dan berbagi pengalaman.

“Selamat datang di UIN Salatiga. Silakan kita berbagi pengalaman dan pengetahuan, khususnya terkait pengelolaan LPM dan implementasi ISO 21001 : 2018. Kita harus terus berkolaborasi antara UIN dan UNWAHAS demi kemajuan mutu pendidikan,” ungkap Prof. Miftah.

Lebih lanjut, Prof. Miftah mengkampanyekan pentingnya integrasi sains dan agama dalam pengembangan pendidikan tinggi. Menurutnya, penggabungan pengetahuan modern dengan nilai-nilai keagamaan akan melahirkan lulusan yang unggul secara akademik dan memiliki karakter kuat.

Diskusi Intensif Dipimpin Ketua LPM UIN Salatiga

Sesi diskusi lembaga dipimpin langsung oleh Ketua LPM UIN Salatiga, Prof. Dr. Budiyono, M.Pd. Diskusi berlangsung intens membahas implementasi sistem penjaminan mutu dan ISO 21001 yang telah dijalankan di UIN Salatiga.

Prof. Budiyono memaparkan bahwa keberhasilan penerapan sistem mutu di UIN Salatiga turut mendorong capaian Akreditasi Unggul. Status tersebut membawa berbagai dampak positif, di antaranya:

Kepercayaan untuk menyelenggarakan Program Peningkatan Kompetensi Dosen Pemula (PKDP).Menjadi penyelenggara sertifikasi dosen dan Meningkatkan animo Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB).

Selain itu, Prof. Budiyono menekankan bahwa penerapan ISO 21001 : 2018 berperan besar dalam memastikan setiap proses pendidikan di UIN Salatiga berjalan efektif, terukur, dan berkelanjutan. ISO ini menjadi kerangka kerja yang membantu meningkatkan layanan akademik dan menjamin mutu secara konsisten.

Apresiasi dari Pihak UNWAHAS

Dari pihak UNWAHAS, Wakil Rektor I Dr. H. Nur Cholid, M. Ag., M.Pd. Wakil Rektor I Bidang Akademik, Mutu, Reputasi, Penerimaan Mahasiswa Baru, Pesantren dan KeaswajaanUNWAHAS memperkenalkan jajaran pimpinan yang hadir dan menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat dari UIN Salatiga.

“Kami datang dengan semangat untuk belajar, khususnya mengenai implementasi penjaminan mutu dan ISO 21001. UIN Salatiga sudah berpengalaman di bidang ini, sehingga menjadi rujukan yang tepat bagi kami,” ujarnya.

Perwakilan dari UNWAHAS menambahkan bahwa benchmarking ini adalah kesempatan strategis untuk mengadopsi langkah-langkah efektif yang telah dijalankan UIN Salatiga, mulai dari penyusunan dokumen mutu, pelaksanaan monitoring dan evaluasi, hingga upaya perbaikan berkelanjutan.

Harapan untuk Kolaborasi Berkelanjutan

Kedua pihak sepakat bahwa kolaborasi dan saling berbagi pengalaman dalam penjaminan mutu sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.

Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama sebagai simbol persahabatan dan komitmen untuk terus bekerja sama demi terciptanya sistem manajemen pendidikan yang unggul, adaptif, dan berstandar internasional