UIN Salatiga Gelar Workshop Penyusunan Dokumen SPMI Berdasarkan Permendiktisaintek No. 39 Tahun 2025

Salatiga, 4 Oktober 2025 — Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Salatiga mengadakan Workshop Penyusunan Dokumen Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Berdasarkan Permendiktisaintek No. 39 Tahun 2025, Sabtu . Acara ini menghadirkan pakar mutu pendidikan tinggi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. L. Hartanto Nugroho, M.Agr., sebagai narasumber utama.

Workshop yang berlangsung sehari penuh ini diikuti oleh jajaran pimpinan fakultas, ketua program studi, dosen, hingga tenaga kependidikan yang memiliki peran dalam pengelolaan dan penjaminan mutu di lingkungan UIN Salatiga.

Sambutan Ketua LPM: Momentum Meng-update Regulasi Mutu

Acara dibuka secara resmi oleh Ketua LPM, Prof. Dr. Budiyono Saputro, M.Pd., yang dalam sambutannya menyampaikan pentingnya kegiatan ini sebagai bentuk adaptasi institusi terhadap regulasi terbaru di bidang penjaminan mutu pendidikan tinggi.

“Acara ini sangat baik untuk meng-update peraturan terbaru tentang SPMI berdasarkan Permendiktisaintek No. 39 Tahun 2025. Dengan adanya workshop ini, diharapkan seluruh unit di lingkungan UIN Salatiga dapat menyusun dan menyesuaikan dokumen mutu sesuai standar nasional, sekaligus siap menghadapi tantangan akreditasi dan kebutuhan global,” ujar Prof. Budiyono.

Beliau juga menekankan bahwa SPMI merupakan instrumen penting yang tidak hanya sekadar memenuhi regulasi, tetapi juga berfungsi sebagai pedoman dalam menjaga dan meningkatkan kualitas tridharma perguruan tinggi.

Materi Narasumber: Penekanan pada Implementasi dan Relevansi Global

Dalam paparannya, Prof. Dr. L. Hartanto Nugroho, M.Agr. menjelaskan poin-poin krusial yang termuat dalam Permendiktisaintek No. 39 Tahun 2025. Beberapa aspek penting yang disampaikan di antaranya:

  • Penyusunan dokumen SPMI yang lebih terstruktur dan adaptif.
  • Integrasi siklus PPEPP (Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, dan Peningkatan).
  • Penyesuaian standar pendidikan tinggi agar selaras dengan kebutuhan industri, masyarakat, dan tantangan global.
  • Pentingnya sinergi antara fakultas, program studi, dan unit kerja agar dokumen mutu tidak hanya bersifat administratif, tetapi benar-benar diimplementasikan dalam proses akademik.

“SPMI harus dipahami bukan hanya sebagai dokumen formal, melainkan sebagai living document yang terus diperbarui dan dipraktikkan. Perguruan tinggi perlu membangun budaya mutu yang mengakar, sehingga standar akademik dan tata kelola dapat terus berkembang,” jelas Prof. Hartanto.

Antusiasme Peserta dan Diskusi Interaktif

Sesi workshop berjalan interaktif. Para peserta aktif berdiskusi mengenai praktik penyusunan dokumen SPMI, tantangan yang dihadapi di tingkat program studi, serta strategi implementasi yang efektif. Beberapa peserta juga menanyakan hal-hal teknis mengenai perubahan regulasi terbaru dibandingkan aturan sebelumnya.

Melalui diskusi ini, diharapkan terjadi kesepahaman dan penguatan kapasitas internal, sehingga setiap unit di UIN Salatiga mampu menyusun dokumen mutu sesuai standar, sekaligus menginternalisasikan nilai mutu dalam kegiatan akademik sehari-hari.

Harapan ke Depan: Mutu sebagai Komitmen Bersama

Dengan terselenggaranya workshop ini, LPM UIN Salatiga berharap adanya peningkatan pemahaman seluruh sivitas akademika terhadap regulasi terbaru terkait SPMI. Kegiatan ini juga menjadi langkah strategis untuk memastikan UIN Salatiga senantiasa berorientasi pada peningkatan mutu berkelanjutan. Acara ditutup dengan penegasan bahwa keberhasilan implementasi SPMI bukan hanya tanggung jawab LPM, melainkan komitmen seluruh elemen kampus. Dengan demikian, UIN Salatiga siap mewujudkan tata kelola perguruan tinggi yang berkualitas, berdaya saing, dan sesuai dengan arah kebijakan pendidikan tinggi nasional.

Pelatihan Auditor AMI 2025: Dari Risk Mapping hingga Penguatan Kapasitas Auditor

Jumat, 19 Oktober 2025 — Dalam upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi para auditor internal, Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga menyelenggarakan kegiatan Pelatihan & Refreshment Auditor Audit Mutu Internal (AMI). Acara ini berlangsung secara daring melalui platform Zoom Meeting, dan menjadi bagian penting dari strategi universitas dalam memperkuat sistem penjaminan mutu internal yang handal, adaptif, serta sesuai dengan perkembangan standar mutu pendidikan tinggi.

Pelatihan ini dihadiri oleh para auditor internal dari berbagai unit kerja, fakultas, dan program studi. Tujuannya adalah memberikan penyegaran pengetahuan sekaligus memperbarui pemahaman auditor tentang dinamika regulasi, kebijakan, dan praktik terbaik dalam pelaksanaan AMI. Kegiatan ini juga menjadi momentum penting dalam membangun sinergi antar-auditor agar mampu bekerja lebih profesional, kritis, dan berorientasi pada peningkatan mutu berkelanjutan.

Kegiatan dibuka dengan sambutan oleh Prof. Budiyono Saputro, M.Si., Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Salatiga. Dalam arahannya, beliau menyampaikan apresiasi sekaligus dukungan penuh terhadap penyelenggaraan pelatihan dan refreshment ini.

“Pelatihan seperti ini sangat penting sebagai sarana penyegaran sekaligus peningkatan kapasitas auditor internal. Kita tidak hanya dituntut untuk menjaga mutu, tetapi juga mampu melakukan evaluasi kritis agar setiap unit di lingkungan UIN Salatiga terus berkembang dan berdaya saing. Semoga kegiatan ini dapat memperkuat komitmen kita bersama dalam membangun budaya mutu yang berkelanjutan,” ujar Prof. Budiyono.

Materi Utama: Risk Mapping dan Peran Auditor

Acara menghadirkan dua narasumber yang berpengalaman di bidang manajemen mutu.

Sesi pertama dipandu oleh Ir. Sholichin Agung Darmawan, M.BA., yang membawakan materi refreshment auditor AMI dengan fokus utama pada pemetaan risiko (risk mapping). Beliau menekankan bahwa pemahaman tentang peta risiko merupakan kunci penting dalam melaksanakan audit yang efektif dan efisien. “Auditor tidak hanya berfungsi sebagai pemeriksa dokumen, tetapi juga harus mampu mengidentifikasi potensi risiko yang dapat menghambat pencapaian standar mutu. Hasil identifikasi tersebut nantinya dapat menjadi bahan evaluasi sekaligus dasar untuk perbaikan berkelanjutan,” jelasnya.

Melalui paparan ini, peserta diajak untuk melihat audit bukan sekadar proses administratif, tetapi sebagai upaya strategis dalam menjaga keberlangsungan sistem penjaminan mutu internal.

Sesi kedua disampaikan oleh Dr. Nuryakin, SE., MM., yang memberikan pembekalan komprehensif mengenai peran, tanggung jawab, serta tantangan auditor dalam siklus Audit Mutu Internal. Beliau menekankan pentingnya konsistensi dalam menjalankan setiap tahapan audit, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga tindak lanjut hasil audit. “Melalui kegiatan refreshment ini, kita berharap auditor internal semakin siap menghadapi dinamika perubahan regulasi, standar mutu yang berlaku, serta tuntutan akreditasi yang terus berkembang. Auditor harus adaptif sekaligus menjaga profesionalitas,” ungkapnya.

Partisipasi Aktif Peserta

Kegiatan berlangsung interaktif. Para peserta tidak hanya mendengarkan paparan narasumber, tetapi juga aktif dalam sesi diskusi dan tanya jawab. Pertanyaan yang diajukan mencakup isu-isu teknis maupun strategis, seperti bagaimana cara mengintegrasikan hasil audit dengan rencana pengembangan fakultas, serta bagaimana membangun budaya mutu di tingkat program studi. Tingginya antusiasme ini menunjukkan komitmen kuat para auditor internal dalam mendukung peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan tinggi.

Harapan dan Dampak Kegiatan

Melalui pelatihan dan refreshment ini, diharapkan para auditor AMI dapat:

  1. Meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam pemetaan risiko serta analisis hasil audit.
  2. Menjalankan tugas dengan lebih profesional dan kritis, sehingga hasil audit dapat menjadi rekomendasi strategis bagi pimpinan universitas.
  3. Menjadi agen perubahan yang mendorong budaya mutu berkelanjutan di lingkungan kampus.

Kegiatan ini sekaligus menegaskan komitmen universitas dalam memperkuat sistem penjaminan mutu internal sebagai landasan utama untuk menjaga kualitas akademik, tata kelola, serta layanan pendidikan. Dengan adanya pembekalan yang rutin dan berkesinambungan, auditor diharapkan semakin siap menghadapi tantangan global, mendukung capaian akreditasi, serta membawa institusi menuju reputasi yang lebih unggul.

“Membangun Budaya Mutu: Sosialisasi Audit Mutu Internal UIN Salatiga 2025”

Salatiga – Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga menggelar Sosialisasi Pelaksanaan Audit Mutu Internal (AMI) Tahun 2025 melalui Zoom Meeting pada Selasa, 9 September 2025. Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Rektor I, Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM), Kepala Pusat Audit dan Pengendalian Mutu (APM), para Ketua Program Studi, serta perwakilan lembaga dan unit di lingkungan UIN Salatiga.

Dalam sambutannya, Wakil Rektor I menyampaikan pentingnya pelaksanaan AMI sebagai upaya menjaga, mengawal, dan meningkatkan mutu pendidikan, penelitian, maupun pengabdian masyarakat di UIN Salatiga. “Audit Mutu Internal bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan instrumen penting untuk memastikan standar mutu yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik,” ungkapnya.

Ketua LPM UIN Salatiga menegaskan bahwa sosialisasi ini menjadi langkah awal dalam menyamakan persepsi seluruh unit terkait agenda AMI 2025. Beliau juga menekankan perlunya persiapan dokumen, data pendukung, serta kesiapan tim di setiap prodi maupun unit agar audit berjalan lancar dan sesuai standar.

Sementara itu, Kapus APM menjelaskan secara teknis mengenai jadwal, mekanisme yang akan digunakan dalam proses audit. Para peserta juga diberi kesempatan untuk berdiskusi dan menyampaikan pertanyaan terkait persiapan audit di unit masing-masing.Acara ini juga membuka sesi diskusi interaktif, di mana para peserta dapat menyampaikan pertanyaan dan kendala yang mungkin dihadapi dalam mempersiapkan AMI. Berbagai masukan yang muncul menjadi bahan pertimbangan untuk penyempurnaan mekanisme pelaksanaan audit. Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan seluruh program studi, lembaga, dan unit kerja di lingkungan UIN Salatiga memiliki pemahaman yang sama, serta mampu menyiapkan diri secara optimal. Pelaksanaan AMI 2025 bukan hanya menjadi ajang evaluasi, tetapi juga momentum untuk memperkuat budaya mutu dan menjadikan UIN Salatiga semakin unggul dalam bidang akademik, penelitian, maupun pengabdian kepada masyarakat.

Sinergi Pesantren dan Kampus: Pesantren Al-Irsyad Gandeng LPM UIN Salatiga Tingkatkan Mutu

Salatiga – Tim Penjaminan Mutu Yayasan Pesantren Al-Irsyad melakukan kegiatan benchmarking ke Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Salatiga pada 11 September 2025. Agenda ini bertujuan memperkuat sistem penjaminan mutu pesantren melalui pembelajaran praktik baik yang telah diterapkan di lingkungan perguruan tinggi.

Dalam kegiatan tersebut, tim LPM UIN Salatiga yang dipimpin oleh Prof. Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. menyampaikan pengalaman dan mekanisme penjaminan mutu yang mencakup standar akreditasi, integrasi sistem manajemen mutu berbasis ISO, serta strategi implementasi audit internal. Diskusi berlangsung interaktif dan memberikan wawasan baru bagi Pesantren Al Irsyad dalam mengembangkan tata kelola mutu yang lebih sistematis.

“Pesantren saat ini perlu memiliki sistem penjaminan mutu yang jelas, terdokumentasi, dan bisa diukur. Dengan begitu, kualitas pendidikan pesantren dapat terus terjaga dan meningkat,” ungkap Prof. Dr. Budiyono Saputro, M.Pd., Ketua LPM UIN Salatiga.

Beberapa hal penting yang menjadi catatan hasil benchmarking, antara lain:

  1. Perlunya pelatihan internal bagi calon auditor untuk meningkatkan kapasitas, keterampilan, serta memperoleh sertifikasi agar proses audit berjalan profesional.
  2. Pemahaman regulasi pesantren dan peraturan terkait sangat penting sebagai dasar pijakan dalam penyusunan kebijakan mutu.
  3. Integrasi ISO dengan sistem akreditasi menjadi langkah strategis agar standar mutu pesantren dapat diakui secara nasional maupun internasional.
  4. Penguasaan dokumen audit harus diperkuat, karena dokumen merupakan bukti utama dalam proses penilaian dan audit mutu.

Sementara itu, perwakilan Pesantren Al-Irsyad menegaskan komitmennya untuk menindaklanjuti hasil benchmarking ini. “Kami melihat banyak hal yang bisa diterapkan di pesantren, mulai dari pembekalan auditor internal, penguatan pemahaman regulasi, hingga integrasi ISO dengan akreditasi. Semua itu penting agar pesantren tidak hanya unggul dalam aspek keagamaan, tetapi juga dalam tata kelola mutu,” ujar, perwakilan Pesantren Al-Irsyad.

Kegiatan benchmarking ini diharapkan menjadi pemicu bagi Pesantren Al-Irsyad untuk membangun sistem penjaminan mutu yang terstruktur, berkelanjutan, serta mampu menjawab tantangan kualitas pendidikan pesantren di era modern.

Temu Nasional Lembaga Penjaminan Mutu PTKIN 2025: Digitalisasi Penjaminan Mutu Jadi Sorotan Utama

Salatiga – Kota Salatiga menjadi tuan rumah perhelatan nasional yang bergengsi. Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dari seluruh Indonesia berkumpul dalam Temu Nasional LPM PTKIN 2025 yang berlangsung pada 27–29 Agustus 2025. Tahun ini, tema yang diusung adalah “Digitalisasi Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi: Tantangan, Peluang, dan Strategi Aksi LPM Menuju Transformasi Berkelanjutan.”

Acara yang diketuai oleh Prof. Dr. Budiyono Saputro, M.Pd., menjadi ruang penting bagi LPM PTKIN untuk bertukar pikiran, memperkuat sinergi, sekaligus memperkenalkan inovasi terbaru penjaminan mutu, yakni e-SPMI. “Temu nasional ini bukan sekadar rutinitas, tetapi forum strategis untuk menyatukan langkah dan menghadapi tantangan digitalisasi bersama-sama,” ujarnya.

Kehadiran Peserta dari Sabang hingga Merauke

Peserta hadir dari berbagai PTKIN di seluruh Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. Seluruh pulau besar terwakili, menandakan komitmen bersama membangun standar mutu pendidikan tinggi Islam yang merata.

Sambutan dan Keynote Speech

Dalam sambutan pembuka, Prof. Dr. Miftahuddin, Selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kelembagaan UIN Salatiga. Menyampaikan rasa bangga dan hangatnya sambutan kota tuan rumah. “Selamat datang di Salatiga, kota yang dikenal sebagai salah satu kota paling toleran di Indonesia. Semoga suasana ini menjadi semangat untuk mempererat kebersamaan kita,” ungkapnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Phil. Sahiron, M.A., Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kementerian Agama RI, dalam keynote speech menekankan pentingnya digitalisasi. “Transformasi digital adalah keniscayaan. Ini sejalan dengan Nawa Cita Presiden dan Asta Prosta Menteri Agama. Kalau kita tidak bergerak ke arah digitalisasi, kita akan tertinggal,” tegasnya.

Dukungan juga datang dari Ketua Presidium LPM PTKIN, Prof. Dr. M. Edi Kurnanto, M.Pd., yang menilai temu nasional sebagai momentum penting. “Forum ini harus kita jadikan wadah strategis untuk merumuskan langkah bersama agar mutu pendidikan tinggi Islam semakin kokoh,” katanya.

Rangkaian Materi Mendalam

Rangkaian sesi ilmiah juga menjadi sorotan utama. Prof. Dr. Rer. nat. Imam Buchori, S.T. memberikan sosialisasi kebijakan BAN-PT terkait SAPTO 2.0, serta instrumen IAPT 4.0 dan IAPS 5.0. Ia menegaskan, “Instrumen baru ini menjadi bagian dari upaya peningkatan mutu yang lebih komprehensif, transparan, dan sesuai kebutuhan zaman.”

Pada hari kedua, Prof. Dr. Drs. H. Ahmad Thib Raya, M.A. menyampaikan materi tentang peran LAMGAMA. “LAMGAMA hadir bukan hanya sebagai lembaga akreditasi, tetapi juga sebagai mitra strategis dalam menjaga mutu pendidikan tinggi keagamaan Islam,” jelasnya.

Materi berikutnya dibawakan oleh Dr. Muhammad Azis Hakim, M.H., Kasubdit Ketenagaan Diktis, yang menyoroti strategi pengembangan SDM. “Peningkatan kualitas dosen harus berjalan sistematis, mulai dari studi lanjut, mekanisme kenaikan pangkat, hingga indikator penilaian kinerja. Semua itu bagian dari roadmap besar penguatan SDM PTKIN,” ungkapnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Asnaini, M.A. membacakan AD/ART forum. Ia menekankan, “AD/ART ini bukan sekadar dokumen, tetapi pedoman agar forum berjalan profesional, akuntabel, dan berdaya guna.”

Pemilihan Ketua Forum Baru

Agenda krusial lainnya adalah pemilihan Ketua Forum LPM PTKIN. Hasil musyawarah menetapkan Prof. Dr. Budiyono, M.Pd. sebagai ketua terpilih. Dalam pidatonya, ia menyerukan pentingnya sinergi. “Koordinasi dan kebersamaan antar-PTKIN adalah kunci. Jika kita bersatu, saya yakin PTKIN mampu menjadi institusi unggul yang tidak kalah dengan perguruan tinggi lain di level global,” tuturnya.

Penutupan dengan Harapan Baru

Rangkaian acara ditutup oleh Prof. Dr. Miftahudin, Wakil Rektor I UIN Salatiga. Dalam penutupannya, ia mengungkapkan rasa syukur. “Saya bangga dan senang melihat forum ini. Semoga silaturahmi dan kerja sama yang lahir dari pertemuan ini membawa kebaikan bagi mutu pendidikan tinggi Islam di Indonesia,” katanya penuh harapan.

Menuju Transformasi Berkelanjutan

Dengan mengusung digitalisasi sebagai tema besar, temu nasional 2025 menjadi tonggak penting dalam perjalanan mutu PTKIN. Kolaborasi, inovasi, dan semangat kebersamaan yang lahir dari forum ini diharapkan menjadi modal kuat bagi PTKIN untuk menghadapi tantangan global dan menjaga marwah pendidikan tinggi Islam di Indonesia.

Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UNWAHAS Benchmarking ke LPM UIN Salatiga, Kupas Strategi Implementasi LPM dan ISO 21001 : 2018

Salatiga – Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) Universitas Wahid Hasyim (UNWAHAS) Semarang melaksanakan kunjungan benchmarking ke LPM Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga pada Rabu, 15 Agustus 2025. Kunjungan ini bertujuan untuk memperdalam wawasan dan berbagi pengalaman terkait implementasi ISO 21001:2018 dalam sistem manajemen organisasi pendidikan.

Acara diawali dengan sambutan hangat dari Wakil Rektor I Bidang Akademik UIN Salatiga, Prof. Dr. H. Miftahudin, M.Ag., yang secara resmi membuka kegiatan. Prof. Miftah mengucapkan selamat datang kepada rombongan UNWAHAS dan mengajak seluruh peserta untuk saling belajar dan berbagi pengalaman.

“Selamat datang di UIN Salatiga. Silakan kita berbagi pengalaman dan pengetahuan, khususnya terkait pengelolaan LPM dan implementasi ISO 21001 : 2018. Kita harus terus berkolaborasi antara UIN dan UNWAHAS demi kemajuan mutu pendidikan,” ungkap Prof. Miftah.

Lebih lanjut, Prof. Miftah mengkampanyekan pentingnya integrasi sains dan agama dalam pengembangan pendidikan tinggi. Menurutnya, penggabungan pengetahuan modern dengan nilai-nilai keagamaan akan melahirkan lulusan yang unggul secara akademik dan memiliki karakter kuat.

Diskusi Intensif Dipimpin Ketua LPM UIN Salatiga

Sesi diskusi lembaga dipimpin langsung oleh Ketua LPM UIN Salatiga, Prof. Dr. Budiyono, M.Pd. Diskusi berlangsung intens membahas implementasi sistem penjaminan mutu dan ISO 21001 yang telah dijalankan di UIN Salatiga.

Prof. Budiyono memaparkan bahwa keberhasilan penerapan sistem mutu di UIN Salatiga turut mendorong capaian Akreditasi Unggul. Status tersebut membawa berbagai dampak positif, di antaranya:

Kepercayaan untuk menyelenggarakan Program Peningkatan Kompetensi Dosen Pemula (PKDP).Menjadi penyelenggara sertifikasi dosen dan Meningkatkan animo Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB).

Selain itu, Prof. Budiyono menekankan bahwa penerapan ISO 21001 : 2018 berperan besar dalam memastikan setiap proses pendidikan di UIN Salatiga berjalan efektif, terukur, dan berkelanjutan. ISO ini menjadi kerangka kerja yang membantu meningkatkan layanan akademik dan menjamin mutu secara konsisten.

Apresiasi dari Pihak UNWAHAS

Dari pihak UNWAHAS, Wakil Rektor I Dr. H. Nur Cholid, M. Ag., M.Pd. Wakil Rektor I Bidang Akademik, Mutu, Reputasi, Penerimaan Mahasiswa Baru, Pesantren dan KeaswajaanUNWAHAS memperkenalkan jajaran pimpinan yang hadir dan menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat dari UIN Salatiga.

“Kami datang dengan semangat untuk belajar, khususnya mengenai implementasi penjaminan mutu dan ISO 21001. UIN Salatiga sudah berpengalaman di bidang ini, sehingga menjadi rujukan yang tepat bagi kami,” ujarnya.

Perwakilan dari UNWAHAS menambahkan bahwa benchmarking ini adalah kesempatan strategis untuk mengadopsi langkah-langkah efektif yang telah dijalankan UIN Salatiga, mulai dari penyusunan dokumen mutu, pelaksanaan monitoring dan evaluasi, hingga upaya perbaikan berkelanjutan.

Harapan untuk Kolaborasi Berkelanjutan

Kedua pihak sepakat bahwa kolaborasi dan saling berbagi pengalaman dalam penjaminan mutu sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.

Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama sebagai simbol persahabatan dan komitmen untuk terus bekerja sama demi terciptanya sistem manajemen pendidikan yang unggul, adaptif, dan berstandar internasional

Peningkatan Dosen Pemula di UIN Salatiga Banjir Apresiasi ! 194 Dosen dari 32 Perguruan Tinggi Ikuti Peningkatan Kompetensi Dosen Pemula  (PKDP) di UIN Salatiga.

Salatiga 24 Juli 2025 – Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga sukses menyelenggarakan kegiatan Peningkatan Kompetensi Dosen Pemula yang berlangsung pada 21–23 Juni 2025 bertempat di Hotel Wahid Prime, Salatiga. Kegiatan ini diikuti oleh 194 dosen pemula dari 32 perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Rektor UIN Salatiga, Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag., yang dalam sambutannya menyampaikan pentingnya penguatan kapasitas akademik dan profesional dosen sejak masa awal pengabdian.

“Dosen adalah pilar utama dalam pembangunan pendidikan tinggi. Melalui pelatihan ini, diharapkan lahir dosen-dosen muda yang memiliki kompetensi pedagogik dan semangat integritas tinggi,” ujar Prof. Zakiyuddin.

Sebagai ketua panitia, Prof. Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program ISC 1 (Instructional Skill Course 1) yang bertujuan memberikan bekal awal kepada dosen dalam menjalankan perannya secara profesional di lingkungan kampus.

Selama tiga hari pelatihan, peserta mengikuti berbagai materi dengan total 20 jam pelajaran (JP), yang mencakup:

  1. Kebijakan Peningkatan Kompetensi Dosen Pemula.
  2. Pembelajaran Pedagogik , terdiri dari:
    a. Perencanaan Pembelajaran.
    b. Strategi, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran.
    c. Evaluasi Pembelajaran.
  3. Moderasi Beragama.
  4. Penulisan Karya Ilmiah.
  5. Karir dan Jabatan Dosen.
  6. Rumpun Integrasi Keilmuan PTKI.

“Saya berharap peserta mengikuti PKDP ini dengan penuh semangat, dan berharap semua peserta  PKDP tahun ini lulus dan dapat mengimplementasikan ilmu yang di dapatkan di perguruan tinggi masing-masing” Ujar Prof. Budiyono.

Materi-materi tersebut disampaikan oleh narasumber ahli dan fasilitator profesional yang memberikan wawasan komprehensif, baik dari sisi teori maupun praktik. Para peserta tampak antusias dan bersemangat mengikuti seluruh sesi. Banyak di antaranya mereka mengaku memperoleh pemahaman baru terkait profesi dosen, termasuk pentingnya moderasi beragama dan integrasi keilmuan dalam konteks Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI).

“Saya merasa lebih siap menjadi dosen. Pelatihan ini sangat bermanfaat, terutama dalam memahami aspek teknis pembelajaran dan arah pengembangan karier,” ujar salah satu peserta.

Kegiatan ISC I ditutup secara resmi oleh Wakil Rektor II UIN Salatiga, Prof. Dr. Miftahudin, M.Ag., yang mengapresiasi semangat para peserta dan kerja keras panitia. Dalam penutupannya, beliau menekankan bahwa hasil pelatihan ini diharapkan dapat diimplementasikan langsung di lingkungan kerja masing-masing.

“Semoga ilmu yang diperoleh selama pelatihan ini dapat menginspirasi dan meningkatkan kualitas pendidikan di kampus masing-masing. Terima kasih telah mempercayakan UIN Salatiga sebagai salah satu tuan rumah penyelenggaraan PKDP tahun 2025,” ujar Prof. Miftahudin.

Tidak hanya sampai disini saja, peserta akan mengikuti On The Job Course (OJC) dari 25 Juli 2025 hingga 4 Agustus 2025.

Dengan terlaksananya kegiatan ini, UIN Salatiga sekali lagi menunjukkan perannya sebagai pusat pengembangan kapasitas sumber daya manusia di lingkungan pendidikan tinggi Islam di Indonesia.

Studi Terap Program Fast Track, UIN Salatiga Kunjungi UIN Malang

Malang, 7 Februari 2025 – Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga mengadakan studi terap terkait program kuliah fast track ke UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh wawasan dan pengalaman dalam penyelenggaraan program fast track yang telah diterapkan di UIN Malang.

Rombongan UIN Salatiga dipimpin oleh Wakil Rektor bidang akademik dan kelembagaan, beserta perwakilan dari Lembaga Penjaminan Mutu (LPM), Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Ketua Program Studi (Kaprodi) S1 Pendidikan Agama Islam (PAI), Kaprodi S2 PAI, Kaprodi S3 PAI, Kaprodi S1 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Kaprodi dan Sekretaris Prodi S2 PGMI, Kabag fakultas serta perwakilan bagian akademik universitas. 

Kunjungan ini disambut langsung oleh Wakil Rektor I UIN Malang Prof. Dr. Hj. Umi Sumbulah, M.Ag, yang didampingi oleh tim dari LPM, para Kaprodi terkait, serta perwakilan bagian akademik universitas. Dalam pertemuan ini, kedua belah pihak berdiskusi mengenai strategi, tantangan, serta peluang dalam implementasi program fast track.

“Kami sangat antusias dengan kunjungan ini karena UIN Malang telah lebih dahulu menerapkan program fast track dan sudah mewisuda beberapa angkatan. Kami ingin belajar bagaimana sistem ini diimplementasikan, mulai dari kurikulum hingga regulasi akademiknya,” ujar Prof. Dr. Miftahuddin, M.Ag. Wakil Rektor I UIN Salatiga.

Sementara itu, Wakil Rektor I UIN Malang menyambut baik kunjungan ini dan berharap dapat berbagi pengalaman terkait efektivitas program fast track dalam mempercepat masa studi mahasiswa berprestasi. Hal ini tentu akan berdampak positif terhadap lulusan kita.

Dalam sesi diskusi, tim UIN Salatiga mendapatkan berbagai informasi penting terkait mekanisme penyusunan kurikulum fast track, sistem administrasi akademik, serta kendala yang mungkin dihadapi dalam implementasi program ini. Studi terap ini diharapkan menjadi pijakan bagi UIN Salatiga dalam merancang dan mengembangkan program fast track di masa mendatang. Kunjungan ini diakhiri dengan sesi foto bersama serta penyerahan cenderamata sebagai bentuk apresiasi dan kerja sama antara kedua institusi. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan UIN Salatiga dapat segera merumuskan kebijakan yang tepat dalam penyelenggaraan program fast track bagi mahasiswa yang ingin mempercepat studi mereka.

Mulai Bersiap! UIN Salatiga Gelar FGD “Menuju Akreditasi Internasional ACQUIN”

Salatiga, 28 Agustus 2024 – Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga terus berupaya meningkatkan kualitas dan standar internasional dengan menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Menuju Akreditasi Internasional ACQUIN”. Acara ini dilaksanakan pada Rabu, 28 Agustus 2024, di Ruang Jurnal, Gedung KH. Hasyim Asyari Lantai 1, UIN Salatiga, dimulai pukul 08.30 WIB. FGD ini menghadirkan narasumber utama, Ir. Hendy S, Ph.D., yang berbagi wawasan dan strategi penting untuk mencapai akreditasi internasional melalui ACQUIN, sebuah lembaga akreditasi ternama yang berpusat di Jerman. Kegiatan ini dihadiri oleh Tim Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Salatiga serta para perwakilan dari setiap fakultas di lingkungan UIN Salatiga.

Dalam diskusi ini, Ir. Hendy S, Ph.D. menekankan pentingnya memahami standar dan kriteria yang ditetapkan oleh ACQUIN untuk memastikan bahwa program-program studi di UIN Salatiga mampu bersaing di tingkat internasional. Ia juga memberikan panduan praktis mengenai langkah-langkah yang harus diambil oleh UIN Salatiga untuk mempersiapkan diri menuju akreditasi internasional. Para peserta yang terdiri dari perwakilan fakultas dan tim LPM aktif berdiskusi dan bertukar pandangan mengenai berbagai aspek yang perlu ditingkatkan dan disiapkan untuk memenuhi standar akreditasi internasional. Dengan adanya FGD ini, diharapkan UIN Salatiga dapat lebih siap dan terarah dalam proses menuju akreditasi internasional, sehingga mampu mengangkat nama universitas di kancah global.

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian upaya UIN Salatiga dalam mencapai visi menjadi universitas berkelas dunia yang mampu menghasilkan lulusan berkualitas tinggi dan diakui di tingkat internasional. Acara ini juga mencerminkan komitmen UIN Salatiga untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan standar pendidikan global. Dengan langkah-langkah strategis yang telah didiskusikan dalam FGD ini, UIN Salatiga optimis dapat meraih akreditasi internasional ACQUIN di tahun depan, membuka peluang baru bagi pengembangan akademik dan reputasi universitas di masa depan.

Dari Tengah Jawa ke Utara Sulawesi: UIN Salatiga Benchmarking tentang APT dan SISTER di Manado

Tim Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) dari Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga melakukan kunjungan benchmarking ke Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado dan Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) pada tanggal 21-24 Agustus 2024.  Kunjungan dipimpin oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga  Prof. Dr. Muh Saerozi, M.Ag, didampingi oleh Ketua LPM Prof. Dr. Budiyono Saputro, M.Pd., Sekretaris LPM Dr. Fetria Eka Yudiana, M. Si, Kapus  Pusat Audit dan Pengembangan Mutu (APM) Dr. Waryunah Irmawati, M. Hum., Kapus  SPMI, Dr. Erna Risfaula Kusumawati, M. Pd. dan Kapus  Kurikulum Dr. Ali Geno Berutu, M HI serta staf LPM Mohamad Wahyu Hidayat, M. Hum.

Prof. Dr. Saerozi, M.Ag, mengungkapkan dalam sambutannya bahwa suasana kota Manado tidak jauh berbeda dengan  Salatiga, walau masing masing memiliki kekhasannya. “PTKIN ibarat pesantren, jika ingin belajar politik berkunjunglah ke Ponpes Tebu Ireng, ingin belajar Nahwu berkunjunglah ke Ponpes Termas, jika akan belajar SISTER  berkunjunglah ke IAIN Manado, tetapi sebaliknya jika nanti akan belajar bagaimana bertransformasi ke UIN,  maka IAIN Manado  dapat berkunjung ke UIN Salatiga” imbuh  Prof Dr. Saerozi, M. Ag.

Ucapan selamat datang yang ramah dan hangat oleh bapak Wakil Rektor 1 IAIN Manado Dr. Edi Gunawan, M.HI, yang didampingi Ketua LPM ibu Dr. Mutmainah, M.Pd beserta jajarannya, menambah keakraban  suasana kunjungan tersebut.  Fokus utama kunjungan di IAIN Manado adalah mempelajari implementasi SISTER yang telah diterapkan di institusi ini, mulai dari proses awal penerapan, tantangan , dan manfaat SISTER dalam rangka meningkatkan efisiensi manajemen akademik dan administrasi kampus, dijelaskan secara bergantian oleh  Dr. Edi Gunawan , M. HI dan Dr. Mutmainah, M.Pd. 

Pendalaman implementasi SISTER dilanjutkan ke Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT). Rombongan UIN Salatiga diterima oleh Wakil Rektor 1 UNSRAT, Ir. Arthur G Pinaria, MSc, P.hD, Ketua LPM  dan jajarannya. Kunjungan ke UNSRAT tidak saja kunjungan akademik tetapi kunjungan kebangsaan, papar Prof. Dr, Muh Saerozi mengawali perkenalan sebelum menyampaikan maksud dan tujuan berkunjung ke UNSRAT. SISTER merupakan sebuah keharusan, karena aplikasi yang sudah terintegrasi ini sangat  efisien untuk  kenaikan pangkat, BKD sampai dengan penghitungan remunerasinya.

SISTER (Sistem Informasi Sumber Daya Terintegrasi) memainkan peran krusial dalam pengelolaan dan pengembangan Universitas Sam Ratulangi. Sistem ini mengintegrasikan data dari berbagai unit, meningkatkan efisiensi administrasi, dan menjamin akurasi informasi untuk sistem kenaikan pangkat dosen. SISTER juga mendukung transparansi, memfasilitasi pelaporan yang akurat, dan membantu dalam perencanaan strategis serta proses akreditasi universitas. Tanpa implementasi SISTER, universitas dapat menghadapi berbagai tantangan yang dapat menghambat pelaporan, evaluasi kinerja, dan proses akreditasi, serta menyebabkan penggunaan sumber daya yang tidak efisien. Oleh karena itu, SISTER menjadi komponen penting dalam upaya Universitas Sam Ratulangi untuk meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian, dan layanan kepada civitas akademika serta masyarakat luas. Kunjungan brechmarking ke Manado ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi UIN Salatiga untuk mengimplementasikan SISTER dan mengembangkan sistem remunerasi di kemudian hari, sesuai dengan statusnya sebagai instutusi BLU.